Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Diskusi Interaktif dengan Pemuda Desa Soka

dokumentasi

Pandjerschool.org - Pandjer School telah mengadakan acara diskusi bertajuk "Kegiatan Diskusi Interaktif dengan Pemuda Desa Soka" pada hari Minggu, tanggal 24 Maret 2024. Diskusi ini berlangsung mulai pukul 16.00 WIB hingga menjelang waktu berbuka puasa, bertempat di Gor Soka, Kecamatan Poncowarno, Kebumen. Acara tersebut melibatkan pengelola Pandjer School serta perwakilan dari Karang Taruna Brawijaya Desa Soka.

Rosid Saefulloh, yang merupakan warga Desa Soka dan juga Tim Filantropi Pandjer School, serta Rama Nurul Arifin (Tim Kapasitasi), membuka dan memandu diskusi di awal acara. Tujuan utamanya adalah untuk mengidentifikasi poin-poin diskusi bersama Karang Taruna Brawijaya Desa Soka. Poin-poin tersebut kemudian akan didiskusikan lebih lanjut bersama para pemantik diskusi, yaitu Musmaidi (Tim Advokasi), Hari Triyawan (Tim Kapasitasi), dan Bayu Prakoso (Tim Filantropi), baik dari segi organisasi, lembaga desa, maupun aktivitas pembangunan dalam komunitas.

Aris Hidayat, salah satu anggota Karang Taruna, menjelaskan bahwa terdapat sekitar 28 anggota karang taruna, dan kegiatan mereka saat ini masih aktif di bidang olahraga dan kegiatan keagamaan.

dokumentasi

Sebagai pemantik pertama, Musmaidi menyampaikan pandangan bahwa Karang Taruna hadir sebagai penguat desa. Dia menyoroti pentingnya pembinaan karang taruna terutama pada usia muda yang belum merantau keluar kota, untuk mendorong keterlibatan dan partisipasi dalam organisasi tersebut. Hal ini juga mendorong komitmen yang Musmaidi sebut untuk tergerak, bergerak, dan menggerakkan, baik dari masing-masing anggota maupun secara organisasi. Namun, dia juga mengakui dilema struktural di organisasi, di mana para pengurus sering kali harus merantau demi peningkatan ekonomi pribadi, yang dapat berdampak pada minimnya aktivitas organisasi, seperti yang disampaikan oleh Rosid Saefulloh.

Pemantik kedua, Hari Triyawan, memberikan analisis tentang permasalahan utama yang dihadapi, yaitu struktur yang tidak aktif dan kegiatan yang sering terbengkalai. Dia menawarkan solusi melalui reorganisasi dan penyelenggaraan kegiatan dengan melibatkan anggota yang masih aktif. Hari juga memperkenalkan konsep POACE dalam pengembangan organisasi, yang meliputi Planning (Perencanaan), Organizing (Pengorganisasian), Actuating (Pengimplematasian), Controlling (Pengawasan), serta menambahkan Evaluating (Pengevaluasian).

dokumentasi

Adapun Bayu Prakoso sebagai pemantik ketiga, menyoroti kemungkinan bagi setiap komunitas untuk mengadakan berbagai kegiatan, meskipun dengan keterbatasan anggaran atau partisipasi yang minim. Dia mendorong anggota untuk saling mengenal satu sama lain dan memahami minat masing-masing dalam kegiatan. Bayu menegaskan bahwa banyak kegiatan yang dapat dilakukan, dimulai dari hal-hal sederhana yang bermanfaat dan konsisten, seperti membersihkan mushola, yang dapat meningkatkan partisipasi warga setempat, sebagaimana yang telah dilakukan Tim Filantropi Pandjer School.

Diskusi interaktif ini diinisiasi atas keyakinan bahwa pemuda desa memiliki peran penting dalam memajukan dan mengembangkan desa. Ini merupakan langkah bersama untuk memperkuat komunikasi dan berbagi ide dalam membangun desa secara berkelanjutan.

Selain itu, diskusi ini telah mengungkapkan berbagai pandangan dan solusi terkait peran serta pemuda desa dalam pembangunan komunitas. Melalui kolaborasi antara Pandjer School dan Karang Taruna Brawijaya Desa Soka, tergambar gambaran yang lebih jelas mengenai tantangan dan peluang yang dihadapi oleh pemuda desa. Dengan upaya bersama dan komitmen untuk menjalin komunikasi yang baik serta mendorong partisipasi aktif, diharapkan dapat tercipta langkah-langkah nyata dalam memajukan desa dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat lokal. Semoga diskusi ini menjadi titik awal bagi langkah-langkah konstruktif yang akan diambil untuk membangun desa yang lebih baik dan berkelanjutan di masa depan.[*]